Senin, 03 Agustus 2009

Home » » Resensi Buku Creating Excellence – T.P. Rachmat

Resensi Buku Creating Excellence – T.P. Rachmat

Sekilas bila membaca tulisan di bagian atas covernya yang berwarna putih dengan gradasi emas, yakni: “Astra is the biggest part of my life“, rasanya sudah bisa dipastikan bahwa isi di dalamnya akan banyak bercerita tentang pengalaman hidup Bapak T.P. Rachmat selama berada di lingkungan Astra yang menurut pengakuan beliau merupakan bagian terbesar dalam hidupnya selama 31 tahun, dimana 18 tahun diantaranya beliau menjabat sebagai CEO. Maka layaknya bila beliau menyebut Astra is the biggest part of my life.


Sedangkan judul besar: Creating Excellence yang terpapar dalam buku ini disebut beliau sebagai ‘perjalanan tiada akhir’. Hal ini menggambarkan keinginan dan semangat beliau untuk terus menerus mengajak kita semua yang membaca buku ini agar tidak mudah berpuas dengan sesuatu yang sudah baik tapi menciptakan sesuatu yang sudah baik tersebut menjadi sesuatu yang lebih baik lagi yakni sesuatu yang “EXCELLENCE”. Yang menurut beliau semuanya bisa dibangun dari mindset kita, yakni bagaimana kita bisa merubah mindset kita tidak hanya berpikir memperbaiki sesuatu yang ‘masalah’ tetapi bahkan meningkatkan yang baik menjadi excellence. Selalu ada standarbaru setiap saat. Untuk itulah diperlukan komitmen. Ada pengorbanan yang harus dibayar. Ada passion untuk terus belajar, benchmarking, melakukan improvement terus-menerus dan mendidik orang lain, harus ada sisi pembelajaran dan pengkaderannya.


Mindset menurut beliau adalah sesuatu yang paling penting dalam hidup. Beliau menegaskan bahwa banyak orang menyesal di akhir hidupnya karena belum melakukan apa-apa. Itu karena mereka membatasi mindset-nya. Hal ini divisualisasikan oleh beliau dengan cerita tentang seekor anak elang yang dibesarkan oleh ayam. Dimana seumur hidupnya dia hidup sebagai ayam. Dia hanya terbang setingi ayam lainnya karena dia melihat dirinya sebagai ayam. Waktu dia hampir mati, melihat ada burung elang terbang tinggi di langit, dia mengeluh, “seandainya saya bisa terbang, saya terbang seperti dia...”.


Isi selanjutnya dalam buku ini adalah pengalaman, pandangan dan pesan Bpk. Teddy Rachmat, sosok yang pernah mendapat predikat sebagai CEO terbaik di Indonesia dan memperoleh berbagai macam penghargaan dari dalam dan luar negeri ini, berisi inspirasi dan pengenalan akan prinsip bisnis yang berguna dan bermakna. Tidak ada penyajian ‘teori akademis’ dan tidak juga dimaksudkan untuk menggurui. Yang akan ditemui adalah pemikiran atau wisdom yang menjadi pegangan Pak Teddy dalam berbisnis sampai dengan hari ini.


Namun menariknya adalah, walaupun tidak disajikan secara teori akademis, pandanganpandangan Bpk. Teddy mengenai bisnis bisa menjadi acuan teori bisnis di lingkup akademis. Coba saja kita tengok saat beliau ditanya mengenai pengeloaan bisnis yang efektif, seperti yang dipaparkan di bawah ini dimana beliau menjawab bahwa untuk berhasil menjalankan sebuah bisnis, pada dasarnya kita harus menguasai 3 hal, yakni:


- How to buy


- How to make


- How to sell


Untuk itu, ada 4 aspek penting yang harus kita tentukan dan jalankan secara cermat, yaitu:


1. Business Model: kalau business model-nya tergantung orang lain, suatu ketika akan diambil. Kita harus selalu bergerak di daerah yang subur bukan di daerah yang kering. Apapun business model yang akan kita tempuh, sebaiknya core- competencenya kita miliki.


2. Process: seharusnya kita me” manage process”, bukan “ manage hasil”. Dan saya sangat percaya dengan berbagai perangkat process-management seperti TPS, Six Sigma, TQC, dsb.


3. People: meliputi: a) talenta; b) karakter; dan c) kemauan. Tiga kriteria itu adalah kunci, sementara faktor “pengalaman” tidak terlalu penting.


4. Kultur: dalam hal ini kultur yang bersih, transparan, meritokrasi, dan tidak melihat latar belakang.


Keempat hal inilah yang menurut pandangan beliau akan melahirkan suatu bisnis yang efektif dan excellence bila lebih, lebih, lebih dan lebih ditajamkan lagi, terlebih karena lingkupbisnis yang senantiasa berubah dan konsep manajemen pun datang silih berganti. Jangan pernah berhenti, dan teruslah bekerja semasa kita hidup. Dan terbukti Prinsip Bisnis tersebut telah mengantar Bpk. Teddy Rachmat meraih kesuksesannya.


Mengapa TP Rachmat berkerja terus? Selain karena beliau bermimpi tidak ada lagi orang miskin di Indonesia, beliau juga mengatakan bahwa ia digerakkan oleh filosofi, ” Get as much as possible, give as much possible.” Karena itu, setelah selesai dari Astra, beliau berkata, kini saya memulai episode kedua dari perjalanan bisnis saya. Sepertinya beliau tidak pernah lelah untuk melanjutkan perjalanan ‘ Creating excellence: a never ending journey’ bukan hanya berlaku buat Astra yang memasuki episode 50 tahun kedua karyanya, tetapi juga berlaku buat seorang TP Rachmat, mantan CEO Astra. Karenanya tidaklah berlebihan bila karena berbagai kontribusinya di peta bisnis Indonesia, serta aktifitas kemanusiaannya, Dr.Djisman Simanjuntak, pakar manajemen dan ekonomi dari Prasetya Mulya, mengatakan, ” Indonesia is blessed to have you.”


Asyiknya membaca buku ini adalah karena disajikan dengan gaya dialog atau wawancara yang kemudian diperkuat dengan tulisan kecil atau sisipan yang memberikan konteks terhadap pemikiran dan pandangan Pak Teddy. Bahan tulisan sisipan tersebut diolah dari kutipan berbagai artikel dan tulisan yang pernah dipublikasikan atau dari masukan beberapa narasumber yang sempat dihubungi. Akhir kata, semoga buku ini tidak hanya menjadi bacaan yang menarik untuk kita, khususnya yang merupakan bagian dari keluarga besar lingkup bisnis Bpk. Teddy Rachmat, tapi juga bisa bias menginspirasi, memotivasi dan menggerakkan kita untuk semakin lebih, lebih, lebih dan lebih baik lagi. Jadilah insan yang EXCELLENCE !


By : Andreas IG

Share this article :

Posting Komentar